Jumat, 06 April 2018

Foto Foto Yang Berkaitan Dengan Busana

( Warna Dasar )

( Pita Ukur )

( Raderan )

( Gunting Bahan )

( Macam Macam Bentuk Mata )

( Pola So-en Skala 1:4 )

( Macam Macam Bentuk Rok )

( Macam Macam Bentuk Kerah Baju )

( Macam Macam Bentuk Lengan Baju )

( Macam Macam Kampuh )

Jumat, 30 Maret 2018

Jenis Dan Sifat Bahan Tekstil




Bahan tekstil memiliki keanekaragaman jenis dan bahan dasar yang berasal dari alam. Bahan dasar tekstil akan mempengaruhi sifat dari bahan tekstil yang telah diproduksi.

Jenis Serat
Pada dasarnya serat tekstil berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasal dari alam(tumbuh-tumbuhan dan hewan), serat buatan(sintetis) dan galian (asbes, logam).
 Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan, rayon, nenas, pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni: dari bulu beri-beri, adapun bahan yang berasal dari serat tersebut adalah bahan wol.sedangkan serat dari ulat sutra menghasilkan bahan tekstil sutra
Serat buatan (termoplastik)  merupakan bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini adalah berupa Dacron, polyester, nylon.
 Serat galian adalah bahan yang berasal dari dalam tanah, contoh asbes dan logam, benang logam, bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor minyak tanah, untuk mengisi aneka bunga yang berasal dari bermacam-macam bahan tekstil seperti: stoking, nylon, tula dan bahan rajutan.
Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacam-macam jenis benang, seperti, benang emas, benang perak, tembaga, aluminium, selain itu ada pula benang logam yang dilapisi dengan plastik.
Apabila benang logam tersebut akan di tenun, sebaiknya di gabung dengan benang dari bahan lain. Hal ini disebabkan benang logam tersebut memiliki sifat kaku dan sukar dipelihara.
Benang logam ini banyak ditemukan pada bahan tekstil seperti:borkat, lame, tenunan songket yang ditemukan diseluruh daerah Indonesia antara lain: songket bali, songket pandai sikek, songket silungkang, songket kubang, songket palembang, songket Kalimantan, songket jambi dll.

Sifat Bahan Tekstil
Untuk dapat melakukan pemeliharan bahan tekstil dengan tepat dan benar, terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifat dari bahan tersebut:

Katun
Sifat-sifat bahan katun adalah bersifat hidroskopis atau menyerap air, mudah kusut, kenyal, dalam keadaan basah kekutannya bertambah lebih kurang 25%, dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi, katun lenan tersebut mengandung lilin, oleh sebab itu tidak perlu dikanji. Katun lenan ini tidak tahan chloor. Sementara rayon lebih licin dan mengkilap, tidak menghisap debu dan kotoran, karna kotoran itu melekat hanya pada permukaan bahan saja. Sedangkan sintetis sifatnya tidak jauh berbeda dengan katun lainnya

Wol
Bahan wol memiliki sifat sangat kenyal hingga tidak mudah kusut, bila wol dipanaskan ia akan menjadi lunak karena kenyalnya berkurang. Wol mengikat, panas, karena serabut wol keriting. Udara dalam pori-pori wol bertahan, bila dipakai dapat mengantarkan panas, wol tidak tahan akan nyengat.

Sutera
Bahan sutera memiliki sifat lembut, licin dan berkilap, kenyal dan kuat. Dalam keadaan basah sutera berkurang kekuatannya 15%. Bahan sutera tahan ngenyat, banyak menghisap air dan bila dipergunakan memberi rasa sejuk.
Dacron, Polyester dan Nylon
Bahan tekstil ini apabila dicuci cepat menjadi kering, tidak kusut jadi tidak perlu di setrika, kuat dan tahan lama dipergunakan, lebih tahan panas.
Brokat, Lame dan Songket
Bahan tekstil yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatur setrika yang tinggi.

Macam Macam Bahan Tekstil



Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, maka perkembangan bahan tekstilpun semakin pesat sesuai dengan kebutuhan para konsumen. Bahan tekstil untuk busana tersebut berasal dari bermacam-macam serat.


1. Jenis-jenis serat

Pada dasarnya serat tekstil berasal dari tiga unsur utama, yaitu serat yang berasal dari alam(tumbuh-tumbuhan dan hewan), serat buatan(sintetis) dan galian (asbes, logam).

a. Serat alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan antara lain: kapas, lenan, rayon, nenas, pisang. Serat alam yang berasal dari hewan yakni: dari bulu beri-beri, adapun bahan yang berasal dari serat tersebut adalah bahan wol.sedangkan serat dari ulat sutra menghasilkan bahan tekstil sutra.

b. Serat buatan (termoplastik) bahan tekstil yang berasal dari serat buatan ini adalah berupa Dacron, polyester, nylon.

c. Serat galian Serat galian adalah yang berasal dari dalam tanah.contoh asbes dan logam, benang logam.bahan asbes banyak digunakan untuk sumbu kompor minyak tanah, untuk mengisi aneka bunga yang berasal dari bermacam-macam bahan tekstil seperti: stoking, nylon, tula dan bahan rajutan.

Serat logam lebih banyak digunakan untuk membuat bermacammacam jenis benang, seperti, benang emas, benang perak, tembaga, aluminium, selain itu ada pula benang logam yang dilapisi dengan plastik.

Apabila benang logam tersebut akan di tenun, sebaiknya di gabung dengan benang dari bahan lain. Hal ini disebabkan benang logam tersebut memiliki sifat kaku dan sukar dipelihara.

Benang logam ini banyak ditemukan pada bahan tekstil seperti:borkat, lame, tenunan songket yang ditemukan diseluruh daerah Indonesia antara lain: songket pandai sikek, songket silungkang, songket kubang, songket palembang, songket Kalimantan, songket jambi dll.

2. Sifat bahan tekstil

Untuk dapat melakukan pemeliharan bahan tekstil (bahan busana) dengan tepat dan benar, terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifat dari bahan tersebut:

a. Katun

Sifat-sifat bahan katun adalah bersifat hidroskopis atau menyerap air, mudah kusut, kenyal, dalam keadaan basah kekutannya bertambah lebih kurang 25%, dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi, katun lenan tersebut mengandung lilin, oleh sebab itu tidak perlu dikanji. Katun lenan ini tidak tahan chloor. Sementara rayon lebih licin dan mengkilap, tidak menghisap debu dan kotoran, karna kotoran itu melekat hanya pada permukaan bahan saja. Sedangkan sintetis sifatnya tidak jauh berbeda dengan katun lainnya

b. wol

Bahan wol memiliki sifat sangat kenyal hingga tidak mudah kusut, bila wol dipanaskan ia akan menjadi lunak karena kenyalnya berkurang. Wol mengikat, panas, karena serabut wol keriting. Udara dalam pori-pori wol bertahan, bila dipakai dapat mengantarkan panas, wol tidak tahan akan nyengat.

c. Sutera

Bahan sutera memiliki sifat lembut, licin dan berkilap, kenyal dan kuat. Dalam keadaan basah sutera berkurang kekuatannya 15%. Bahan sutera tahan ngenyat, banyak menghisap air dan bila dipergunakan memberi rasa sejuk.

d. Dacron, polyester dan nylon

Bahan tekstil ini apabila dicuci cepat menjadi kering, tidak kusut jadi tidak perlu di setrika, kuat dan tahan lama dipergunakan, lebih tahan panas.

e. Brokat, lame dan songket

Bahan tekstil / busana yang berasal dari brokat, lame dan songket ini mudah berubah warna, tidak mudah kusut, kurang menyerap air, tidak tahan temperatur setrika yang tinggi.

Pengertian Serat (Inggris: fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Contoh serat yang paling sering dijumpai adalah serat pada kain. Material ini sangat penting dalam ilmu Biologi baik hewan maupun tumbuhan sebagai pengikat dalam tubuh. Manusia menggunakan serat dalam banyak hal: untuk membuat tali, kain, atau kertas. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat buatan manusia). Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah yang besa

Pemilihan Bahan Tekstil



Kain yang beredar di pasaran banyak jenis dan kualitasnya.
Sebagai orang yang berkecimpung di bidang busana, kita harus dapat memilih bahan tekstil sesuai dengan yang dibutuhkan. Agar tidak keliru dalam memilih bahan maka kita harus mempunyai pengetahuan tentang bahan tekstil.
Tujuan mempelajari pengetahuan bahan tekstil ini adalah :
1) untuk mengetahui asal bahan,
2) untuk mengetahui sifat-sifat bahan dan pemeliharaannya,
3) supaya dapat membedakan bahan tiruan dengan bahan yang asli, dan
4) agar dapat menyesuaikan atau memilih bahan sesuai dengan waktu, tempat, kegunaan dan kesempatan pemakaiannya.
Pengetahuan tentang tekstil yang akan dijelaskan dalam bab ini meliputi pengetahuan tentang bahan utama busana, bahan pelapis dan bahan pelengkap busana. Pengetahuan ini merupakan pengetahuan dasar dalam pembuatan busana.
1. Bahan Utama Busana
Pakaian yang baik ditentukan oleh pemilihan dan pemakaian bahan tekstil yang tepat. Terkadang kita kecewa terhadap hasil pakaian yang dibuat karena menggunakan bahan yang tidak atau kurang sesuai dengan model yang ditentukan.


Desain pakaian yang berbeda tentunya menuntut pemakaian bahan yang berbeda pula. Untuk itu bahan yang akan digunakan hendaklah dipilih dengan pertimbangan yang matang sesuai dengan model yang diharapkan.
a. Teknik memilih bahan tekstil
Bahan utama busana yang dimaksud disini adalah bahan tekstil berupa kain yang menjadi bahan pokok pembuatan busana. Bahan atau kain yang diperdagangkan beragam jenis dan kualitasnya, ada yang tipis, sedang dan ada yang tebal.
Agar dapat memilih dan membeli bahan yang tepat sesuai dengan yang diharapkan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu :
1). Memilih bahan yang sesuai dengan desain.
2). Memilih bahan yang sesuai dengan pemakai
3). Memilih bahan yang sesuai dengan kesempatan
2. Bahan Pelapis (lining dan interlining) Bahan pelapis secara garis besar dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu lining dan interlining.
a. Lining
b. Interlining
3. Bahan Pelengkap
Bahan pelengkap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan busana yang akan di buat. Bahan pelengkap dapat berupa benang jahit dan benang hias, zipper atau ritsluiting, kancing, pita, renda, hak atau kancing kait dan lain-lain.
a. Benang
b. Pita dan renda
Pita tersedia dalam beberapa ukuran dan warna. Ada yang lebarnya ¼ cm, ½ cm, 1 cm, 2 cm dan 3 cm. Pita ini juga terbuatdari bahan yang berbeda dengan warna yang beraneka, mulai dari warna perak, emas, dan warna-warna pada umumnya. Pita digunakan sebagai bahan untuk menghias busana, baik busana anak maupun busana orang dewasa. Pada busana anak, pita umumnya dibuatkan bunga atau bahan untuk ikat pinggang, sedangkan pada busana wanita dewasa atau busana remaja pita bisa dibuatkan sulaman dengan teknik sulaman pita.
Renda tersedia dalam aneka bahan dan model. Renda dari bahan katun digunakan untuk menghias busana dari bahan katun pula dan sebaliknya. Renda yang terbuat dari bahan sintetis seperti renda organdi lebih cocok digunakan untuk busana yang berbahan sama dengan renda sehingga terlihat kesatuannya dengan bahan pakaian.
c. Kancing
d. Zipper (ritsluiting)

Cara Mengambil Ukuran Badan Wanita Dewasa







Keterangan gambar :
1) Lingkar leher : diukur sekeliling leher tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar

2) Lebar muka: diukur 6 atau 7 cm dari lekuk leher ke bawah, kemudian diukur datar dari batas lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan

3) Lingkar badan: diukur sekeliling badan terbesar dengan posisi cm tidak terlalu kencang dan ditambah 4 cm.

4) Tinggi dada : diukur dari lekuk leher tengah muka sampai batas diantara dua titik payudara kiri dan kanan.

5) Lingkar pinggang: diukur pas sekeliling pinggang

6) Lingkar panggul ; diukur melingkar pada pinggul yang paling tebal secara horizontal dengan tidak terlalu ketat

7) Tinggi panggul : diukur dari pinggang sampai batas panggul terbesar pada bagian belakang

8) Lebar punggung : diukur 9 cm ke bawah dari tulang leher belakang kemudian diukur mendatar dari batas lingkar kerung lengan kiri ke lingkar kerung lengan kanan

9) Panjang punggung : diukur dari tulang belakang lurus sampai batas pinggang

10) Panjang rok : diukur dari pinggang sampai panjang rok yang diinginkan

11) Panjang bahu : diukur dari batas lingkar leher sampai batas bahu terendah

12) Panjang lengan : diukur dari bahu terendah sampai panjang yang diinginkan

13) Tinggi puncak lengan : diukur dari bahu terendah sampai batas lengan terbesar/otot lengan atau sama dengan panjang bahu


Macam macam Kampuh Jahitan


Kampuh adalah jarak antara garis pola/jahitan dan tepi potongan kain. Lebar kampuh pada tiap produk tidak sama namun disesuaikan dengan kebutuhannya. Lebar kampuh standar yang disarankan sebesar 5/8"= 1,5 cm. Lebar kampuh sebesar 5/8" cukup menyediakan kelebihan bahan antara garis jahitan dan tepi potongan kain untuk memastikan bahwa akan aman dalam memegang potongan-potongan kain yang akan digabung bersama dengan menggunakan mesin jahit.

Perlu digarisbawahi, untuk bagian tertentu seperti saku. Lebar kampuh kurang dari 5/8" atau antara 3/8" atau 1/4" (1.3 cm atau 6 mm). Hal ini dilakukan agar tidak perlu lagi mengurangi lebar kampuh setelah kegiatan menjahit. Lebarnya kampuh saku ditentukan oleh bagian pola dan petunjuk menjahit.

Macam-macam Kampuh
Untuk menyatukan bagian-bagian dari potongan kain pada pembuatan busana sisa sambungan disebut dengan kampuh. Teknik menjahit sambungan supaya hasilnya kuat, maka setiap penyambungan baik diawal ataupun diakhir tusukan harus dimatikan, agar tidak mudah lepas yaitu dengan cara menjahit mundur maju atau dengan cara mengikatkan ke dua ujung benang. Pemakaian kampuh disesuaikan dengan kegunaan yang lebih tepat. Kampuh (teknik menggabungkan) ada bermacam-macam antara lain:

1. Kampuh Buka
Kampuh buka yaitu kampuh yang tiras sambungannya terbuka/di buka. Ciri khas dari kampuh buka, hasil akhir menjahit kampuh buka dapat dilihat dengan bagian sambungannya terbuka/dibuka. Lalu kampuh dipipihkan. Cara membuatnya dengan menyatukan 2 lembar potongan kain lalu jahit mesin tepat pada garis pola. Penyelesaian tepi kampuh buka dapat diselesaikan dengan beberapa cara yaitu:
Tepi kain diselesaikan dengan setikan mesin yaitu dengan cara melipat kecil pinggiran kain lalu disetik dengan mesin sepanjang lipatan tersebut. Jenis setikan yang digunakan dapat setikan lurus atau zig-zag.
Tepi kain diselesaikan dengan obras, tiras kampuh disepanjang tepi kain diselesaikan dengan menggunakan mesin penyelesaian/obras. Penyelesaian tepi kampuh dengan cara ini pada saat sekarang banyak dipakai.
Tepi kain diselesaikan dengan rompok(dijahit dengan kain serong). Penyelesaian ini hanya dipakai untuk busana yang dibuat dari bahan/kain tebal. Kegunaanya untuk menyambungkan (menjahit) bagian-bagian sisi rok, sisi jas, sisi mantel, sisi celana, dan belakang celana.




Kegunaan kampuh buka untuk menyambungkan (menjahit) bagianbagian bahu, sisi badan, sisi rok, sisi lengan, sisi jas, sisi mantel, sisi celana, dan belakang celana.

Langkah Kerja Pembuatan Kampuh Buka
Siapkan bahan dan licinkan permukaan bahan dengan menggunakan seterika.
Gunting bahan sesuai bentuk pola sebanyak 2 lembar.
Satukan potongan bahan dengan memperhatikan bagian baik kain saling berhadapan.
Jahit kain tepat 2 cm dari tepi kain.
Pipihkan kampuh dengan menggunakan seterika dalam keadaan terbuka.
Selesaikan tepi kampuh dengan cara diobras, zig-zag, atau kain serong.

2. Kampuh Balik
Jenis kampuh ini banyak digunakan untuk menjahit kebaya dengan bahan yang tembus terang. Selain digunakan untuk menjahit kebaya dapat pula digunakan pada pakaian pesta yang terbuat dari bahan halus. Teknik menjahit kampuh balik dengan cara menjahit dua kali. Tepi kampuh balik tidak perlu diselesaikan karena sudah dijahit 2 kali.

Cara kerja menjahit kampuh balik yaitu pertama-tama dengan meletakkan potongan bahan bagian buruk menghadap bagian buruk (bagian baik) lalu jahit dari tepi kain, jika memungkinkan dibuat lebih halus/kecil, kemudian dibalik pada buruk kain dan dijahit dari bagian buruk menghadap bagian baik dengan pinggir tirasnya masuk ke dalam, hasil kampuh ini sebaiknya paling besar 0,5 cm.

Kampuh balik yang memiliki sifat kuat dan rapi digunakan untuk penyelesaian busana anak, kebaya, pakaian dalam dan sebagainya.

Langkah Kerja Pembuatan Kampuh Balik
Siapkan bahan dan licinkan permukaan bahan dengan menggunakan seterika.
Gunting bahan sesuai bentuk pola sebanyak 2 lembar.
Perhatikan untuk lebar kampuh balik sebesar 1 cm.
Kain disatukan dengan bagian buruk

Menjahit Kelim

Menjahit kelim

Kelim adalah penyelesaian tiras agar tepi-tepi jahitan mempunyai bentuk yang rapih.Lebar kelim bermacam-macam tergantung dari penempatannya. Dalam pembuatan pakaian,kelim bawah dikerjakan paling akhir.Sebelum mengukur panjang rok,sebaiknya gaun atau rok digantung dulu paling sedikit 24 jam,terutama untuk bahan yang diperkirakan mulur dan rok lingkaran. Dengan menggantung itu,berat bahan pada bagian yang digunting serong akan meregang ke posisi normal dan mencegah tepi bawah rok bergelombang dan tidak sama panjang lagi setelah dipakai beberapa lama atau setelah dicuci.
Mengukur panjang rok dilakukan pada waktu mengepas,sebaiknya dikerjakan oleh orang lain.Menandai panjang rok tersebut dapat dikerjakan dengan bantuan jarum pentul,kapur jahit dan mistar yang diletakkan tegak lurus dengan lantai bawah kelim.Jalankan perlahan-lahan mistar tersebut mengelilingi rok sambil menyemat dengan jarak lebih kurang 7 cm.  

Setelah batas kelim selesai ditandai,pakaian dibuka hati-hati agar jarum pentul tidak lepas.Kemudian kelim dilipat ke dalam/ bagian buruk kain.Ikuti langkah kerja berikut ini:



Langkah kerja menjahit kelim rok dengan mesin

1) Lipat dalam kelim,bahan dsemat jarum pentul tegak lurus dengan tepi lipatan,kemudian dijelujur.Kelonggaran pada lipatanatas kelim dibagi rata.Arah gelombang kelonggaran juga tegak lurus dengan tepi bawah r) Jarum pentul dilepas dan tepi lipatan dimampat.
3) Diratakan dengan penggaris bentuk dengan lebar yang sama sekeliling rok.
4) Kemudian batas lebar kampuh digunting.
5) Kelim kemudian dimampat dengan setrika uap atau setrika biasa,tetapi kelim ditekan-tekan dulu dengan lap lembab agar kelonggaran kelim tidak bergelombang Waktu memampat kelim,jepitkan kerttas diantara lipatan kelim,agar tekanan setrika pada kelim tidak membekas ada rok.
6) Kemudian kelim diselesaikan dengan penyelesaian:
a. Tusuk kelim/soom.            
b. Penyelesaian kelim dengan jahitan zig- zag/ stik mesin jahit lurus.
c. Penyelesaian kelim dengan rompok.            
d. Penyelesaian kelim dengan obras.